feature content slider

SEBUAH PERMINTAAN

Oleh Ombad
Getaran hasrat dalam kerinduan
Menyesak, meracun relung jiwa
Merambat antara cemas dan kesal
Berlarian dalam degup dan debar
Lembah jiwa bergunung dosa
Air kotoran mengisi samudera
Pohon munafik penuhi dunia
Awan menghitam hiasi angkasa
Jiwa terbelah terlewat rasa
Dangkalnya rasa di ujung makna
Samudera rasa di atas rasa
Hanya percaya tanpa terasa
Nada-nada jiwa mengalun pilu
Teriring isakan nurani pilu
Mengiris jutaan sudut kalbu
Di antara sesaknya putaran waktu
Risih kata-kata, diam keberanian
Hanya ucapan beribu maaf
Diselingi lontaran permintaan
Dalam ragam bentuk keyakinan
Permintaan keluar mengalir pilu
Merambat menerobos celah dosa
Tidak terjawab hanyalah keluh
Menyesak nafas menghimpit dada
Terombang-ambing galaunya jiwa
Nurani direndam lautan derita
Mengharap dalam segala harapan
Hanya berharap dalam permintaan
Sang Pengemis meratap kehujanan
Tengadah tangan isi kekosongan
Keinginan meluncur penuh harapan
Sampai datangnya sebuah jawaban
-------------------

Selama ini orang mengira bahwa berkeluh-kesah itu tabu. Mengadu itu nista. Lalu, gelisah itu dianggap tak perlu. Pandangan ini memang ada benarnya, jika kita berkeluh kesah pada orang lain, mengadu tak henti-henti pada orang lain agar bisa terbantu, atau rasa gelisah tak menuntu yang ditunjukkan kepada banyak orang untuk mencari perhatian. Namun, jika keluh kesah, pengaduan, kegelisahan ini diadukan kepada Sang Maha Tunggal, Yang Maha Membolak-balikkan jiwa, maka ini bisa dianggap sebagai ibadah dan jalan kesucian. Mengapa? Sebab, ini bagian dari munjat dan doa seorang hamba kepada Penciptanya.
Jiwa akan menjadi tentram. Badan menjadi sehat. Pikiran pun menjadi jernih. Sebab, disitulah proses penyucian jiwa berlangsung. Saat kita bermunajat kepada Allah dengan beban derita dan berpasrah diri kepada-Nya, mengharap ridha-Nya, meminta petunjuk-Nya, maka perlahan-lahan Tuhan akan menyucikan kotoran yang ada pada jiwa kita. Yakinlah, bahwa jiwa yang kotor tak akan mampu menampung pancaran cahaya Ilahi yang begitu dahsyat.
Dan, bagi kebanyakan orang, keluh-kesah, pengaduan dan permintaan hanya ungkapan kosong dan sumpah serapah.Namun, bagi mereka yang mengalami penyucian jiwa, mereka akan menawarkan keindahan-keindahan dari gejolak batin yang dirasakannya. Ia akan menebarkan hikmah bagi mereka yang sama-sama sedang merasakan kegundahan.Energinya begitu besar dan bisa menarik energi yang kecil.
Seperti layaknya resonansi. Kodok blentung yang bernyanyi selepas hujan, Tung…Tung…Tung…Maka sejurus kemudian akan disusul dengan nyaian kodok blentung yang lain.Tung…Tung…Tung….
Puisi di atas merupakan salah satu contoh bagaimana kegelisahan tidak dieksploitasi untuk menarik penderitaan atau menambah luka, namun justru mengajak mereka yang terluka dan menderita untuk menikmati “keindahan” yang tak terlupa.
Selamat menikmati,
Halim Ambiya
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Catatan Catatan Kecil OM BAD - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger